Rabu, 14 November 2012

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI URIN MANUSIA


PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI URIN MANUSIA
"Sahar PPL Sebatik Barat"


 ALAT :
  1. Galog Kapasitas 18 Liter
  2. Botol Aqua kapitas 1,5 liter l engkap dengan tutupnya
  3. Selang kecil transparan
  4.  Isolasi
  5. Pisau

BAHAN :
  1.  Urin 5 Liter
  2. Air Kelapa 2,5 Liter
  3. Air cucian beras 2,5 liter
  4. 350 ml/Gula Aren 1 Kg
  5. Bakteri yang digunakan Mol dari buah pisang atau Biostarter dari air liur

LANGKAH KERJA :
  1. Semua bahan diaduk, kemudian dimasukan kedalam galong
  2. Ditutup rapat, lalu tutup galong dilubangi kemudian dimasukkan selang kecil transparan ketutup galong yang dilubangi.
  3.  Kemudian dihubungkan dengan botol aqua yang berisi air biasa, dibuat lubang seperti Langkah kerja 2.
  4. Difermentasi Selama 2 minggu.
  5. Poc dari urin siap dipakai dengan dosis 250 ml/15 liter air.


Selasa, 13 November 2012

CARA MEMBUAT EFEKTIFITAS MIKROORGANISME DAUN BAMBU


MEMBUAT EFEKTIVITAS MIKROORGANISME
 DARI DAUN BAMBU (EMB)
“Sahar PPL SBB”


Mikroorganisme pada serasah daun bambu dapat dikembangkan sebagai biodekomposer dari sampah organik. Mikroorganisme tersebut adalah Saccharomyces cerrevisiae dan Lactobacillus sp serta Aspergillus sp. Mikroorganisme tersebut mempunyai keunggulan masing-masing dalam mengurai sampah organik maupun perannya untuk menyuburkan tanah. keunggulan dari mikroorganisme ini adalah:
1.        Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus sp)
a.    Menghasilkan asam laktat dari gula
b.    Menekan pertumbuhan jamur yang merugikan, seperti Fusariumsp.
c.    Mempercepat penguraian bahan-bahan organik.
2.        Saccharomyces cerrevisiae
a.    Membentuk zat anti bakteri
b.    Meningkatkan jumlah sel akar dan perkembangan akar.
3.        Jamur Fermentasi (Aspergillus sp)
a.       Menguraikan bahan organik (selulosa, karbohidrat) dan mengubahnya menjadi alkohol, ester, dan antimikroba.
b.      Dapat menghilangkan bau.
Adapun alat dan bahan langkah kerja pembuatan Efektivitas Mikroorganisme dari daun bambu (EMB)

ALAT :
1.      Ember Plastik kapasitas 20 kg  atau kotak kayu dengan ukuran 40 cm x 60 cm
2.       Botol Kaca, Botol  Plastik tempat Sprite/Coca Cola
3.       Toples Kaca
4.       Karung
5.       Saringan
6.       Corong Plastik
BAHAN  :
1.      Kapang yang terdapat pada tumpukan daun Bamboo yang sudan melapuk.
2.       Nasi
3.       Gula Merah
4.       Air
LANGKAH KERJA :
1.      Mikroorganisme diperoleh berasal dari daun bambu yang mempunyai mikroorganisme yang cukup banyak.
2.       Daun bambu yang mengandung mikroorganisme tersebut dimasukan ke dalam ember atau kotak kayu,  diisi daun bambo separuh dari volume ember/kotak.
3.      Nasi hangat dikepak beberapa bulatan dan diletakan pada daun bambu yang berada dalam ember/kotak kayu agar mikroorganisme yang berada di daun bambu  tersebut dapat pindah ke kepalan nasi.
4.      Kepalan nasi berada di dalam ember/kotak selama 3 hari, diletakan pada tempat yang gelap dan selalu ditutup rapat agar tidak terkontaminasi mikroorganisme dari luar.
5.      Setelah 3 hari buka kotak yang berisi nasi, kemudian ambil kepalan nasi tersebut jika terdapat benang  putih menempel pada permukaan nasi, itu adalah kapang, tetapi bila terdapat warna kuning / oranye  itu adalah bakteri, dan ini harus di buang.
6.      Masukkan nasi yang sudah ditempeli oleh kapang kedalam wadah / toples kaca, masing-masing toples di isi satu kepalan nasi dan tiap toples di beri gula merah sebanyak 35 gram, lalu  tambahkan air sampai i nasi tertutupi skitar  200 ml air, kemudian  tutup rapat dan letakan di tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung , biarkan  selam 4 hari
7.      Setelah 4 hari tutup wadah / toples dibuka secara perlahan,  terdapat banyak buih – buih atau gelembung – gelembung serta berbau alkhol  itu tandanya sudah jadi
8.      Saringlah larutan EMB yang sudah, masukan kedalam botol dengan mengunakan corong plastik dan simpan di tempat yang teduh dan kering.
9.      Tambahkan gula merah kedalam larutan secukupnya agar aspergillus tetap hidup.

Sabtu, 03 November 2012

MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR (POC)-PPL SEBATIK BARAT.BKP3D NUNUKAN

MEMBUAT MICRO ORGANISME LOKAL (MOL)dan PUPUK PELENGKAP CAIR, SERTA ZAT PERANGSANG TUMBUH dan BUAH

1.      Micro Organisme Lokal ( Mol ) dan Pupuk Pelengkap Cair (PPC)
ALAT :
1.      Botol Aqua lengkap tutupnya
2.      Selang kecil (Selang timbangan air)
3.      Gelong atau Jergen yang bertutup
4.      Isolasi
5.      Lesung
6.      Ember

BAHAN :
  1. Pepaya
  2. Air Cucian beras yang  pertama
  3. Pisang
  4. Mangga
  5. Buncis
  6. Kacang Panjang
  7. Tomat
  8. Semangka
  9. Daun gamal
  10. Buah maja
  11. Rebung
  12. Gula Areng
13. Keong mas



CARA MEMBUAT :
  • Semua bahan ditumbuk atau dihaluskan
  • Dicampur dan diaduk dengan air beras
  • Ditambahkan dengan gula aren atau gula pasir, bila keduanya tidak ada, bisa memakai air tebu.
  • Setelah selesai dicampur dimasukkan kewadah kedap udara
  • Buat lubang pada tutup wadah dan botol aqua
  • Botol aqua diisi air bersih, jangan terlalu penuh sisakan untuk udara
  • Kemudian dipasang selang pada kedua tutup yang sudah dilubang
  • Setelah 15 hari mol siap digunakan sebagai starter untuk membuat kompos dan sebagai pupuk pelengkap cair


2. Zat Perangsang Tumbuh ( ZPT ) dan Berbuah

ALAT :
1.      Botol Aqua lengkap tutupnya
2.      Selang kecil (Selang timbangan air)
3.      Ember / Jergen yang bertutup
4.      Isolasi
5.      Lesung

BAHAN :
1.      2 buah pisang
2.      2 buah Mangga
3.      0,4 kg tomat 
4.      1 Buah nenas
5.      1 Buah pepeaya
6.      1 Siung bawang putih
7.      1 liter air cucian beras yang  pertama

CARA MEMBUAT :
  1. Semua bahan ditumbuk atau dihaluskan
  2. Dicampur dan diaduk dengan air beras
  3. Ditambahkan dengan gula aren atau gula pasir kalau keduanya tidak ada bisa memakai air perasan tebu
  4. Setelah selesai dicampur dimasukkan kewadah kedap udara
  5. Buat lubang pada tutup wadah dan botol aqua
  6. Botol aqua kita isi air bersih, jangan terlalu penuh sisakan untuk udara
  7. Kemudian kita pasang selang pada kedua tutup yang sudah dilubang dan diberi isolasi atau lilin cair agar udara bebas tidak masuk
  8. Setelah 15 hari mol siap digunakan sebagai starter untuk membuat kompos dan sebagai pupuk / zat perangsang tumbuh dan berbuah



Gambar 1

Gambar 2
Gambar 3

Gambar 4
Gambar 5







Gambar 6

Gambar 7



BUDIDAYA KACANG TANAH DILAHAN KERING-PPL SEBATIK BARAT (BKP3D NUNUKAN)


BUDIDAYA KACANG TANAH DILAHAN KERING

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak. Pertumbuhan tanaman kacang tanah dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran dan tekstur tanah. Tanaman kacang tanah membutuhkan suhu udara 23 – 26,5 0C, ketinggian tempat 0 –500 m dpl, curah hujan 800 – 1.300 mm/tahun, kelembaban udara 65 – 75 % dan tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu (tanah andosol, regosol dan latosol) dengan pH 6 – 7.
Namu tidak semua daerah cocok untuk budidaya kacang tanah, seperti kelurahan nunukan selatan kabupaten nunukan, dimana tekstur tanah dan lapisan atas tanahhya tipis berkisar 5-10 cm, sehinnga perlu perlakuan yang berbeda. kami selaku penyuluh pertanian lapangan yang pada saat itu masih berstatus honorer tidak tinggal diam, berbagai percobaan yang kami lakukakan terutama pada tanaman kacang tanah, dengan percobaan ini kami telah menemukan  jawaban yang selama ini menjadi permasalahan  petani khusnya petani kacang tanah.
Awalnya kami mencoba menanam kacang tanah disamping rumah yang kebetulan ada tanah pemda yang masih kosong, percobaan kami terdiri dari 2 bedengan yang kami olah dengan pengolahan tanah sempurna dan membuat bedengan, serta 2 bedengan tampa olah tanah (TOT).
Setelah lahan sudah siap masing-masing bedengan di tanami dengan jarak tanam yang berbeda :
·         Bedengan yang pengolahan tanahnya sempurna jarak tanam 30 x 10 cm dan 1 biji/lubang,
·         Bedengan tampa olah tanam jarak tanam 15 x 15 cm dan 1 biji/lubang.
Setelah berumur 110 hari kacang tanah sudah siap dipanen, bedengan yang diolah sempurna ternyata hasilnya tidak baik dimana polongnya banyak tetapi tidak berisi dan banyak gulma, sedangkan bedengan yang tampa olah tanah dan jarak tanam yang rapat justru hasilnya baik, polongnya banyak juga berisi padat serta gulma tidak ada.
Kami masih penasaran, kemudian dilahan yang sama kami tanan lagi kacang tanah, bedengan yang tadinya tidak olah kami oleh sempurna dan begitu juga sebaliknya bedengan yang sebelumnya diolah lansung ditanami tampa dolah tanah (TOT). pada umur 110 hari kacang tanah siap panen. Ternya sama dengan panen pertama tadi, ternyata dengan melakukan pengolahan tanah yang sempurna pada kondisi lahan seperti di kelurahan nunukan selatan kabupaten nunukan tidak cocok untuk kacang tanah.
Pada suatu ketika ada seorang petani melihat kacang tanah yang kami tanam,  lalu bertanya apakah kacang tanah bapak berisi?. Jawab kami ia pak, isinya lumanyan, kemudian petani itu bertanya lagi gimana teknik budidaya, soalnya saya pernah menanam kacang tanah ± 1 Ha satu bijipun tidak ada isinya. Kemudian kami menceritakan pengalaman yang kami dapat dari percoban selama dua priode tadi, dia tertarik untuk mencoba dillahannya yang letaknya ± 200 meter dari tempat tinggal kami. Dengan menerapkan teknologi tampa olah tanah dan tanah dengan jarak 15 x 15 cm memberikan hasil yang memuaskan.
Jadi kami mengambil kesimpulan bahwa untuk budidaya kacang tanah untuk jenis tanah yang lapisan atasnya  5-10 cm teknolongi yang coccok diterapkan adalah tampa olah tanah (TOT) dan jarak tanam yang rapat.
Terimah kasih semoga pegalaman kami ini bisa bermaamfat Akhirul kalam Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatu. (By Saharuddin PPL Sebatik Barat)