BUDIDAYA KACANG
TANAH
DILAHAN KERING
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman
pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan
produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya
kebutuhan akan pangan, bahan baku
industri dan pakan ternak. Pertumbuhan tanaman kacang tanah dipengaruhi oleh
suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran dan tekstur tanah. Tanaman
kacang tanah membutuhkan suhu udara 23 – 26,5 0C, ketinggian tempat 0 –500 m
dpl, curah hujan 800 – 1.300 mm/tahun, kelembaban udara 65 – 75 % dan tanah
bertekstur pasir sampai lempung berdebu (tanah andosol, regosol dan latosol)
dengan pH 6 – 7.
Namu tidak semua daerah cocok untuk budidaya kacang
tanah, seperti kelurahan nunukan selatan kabupaten nunukan, dimana tekstur
tanah dan lapisan atas tanahhya tipis berkisar 5-10 cm, sehinnga perlu
perlakuan yang berbeda. kami selaku penyuluh pertanian lapangan yang pada saat
itu masih berstatus honorer tidak tinggal diam, berbagai percobaan yang kami
lakukakan terutama pada tanaman kacang tanah, dengan percobaan ini kami telah menemukan jawaban yang selama ini menjadi permasalahan petani khusnya petani kacang tanah.
Awalnya kami mencoba menanam kacang tanah disamping
rumah yang kebetulan ada tanah pemda yang masih kosong, percobaan kami terdiri
dari 2 bedengan yang kami olah dengan pengolahan tanah sempurna dan membuat
bedengan, serta 2 bedengan tampa olah tanah (TOT).
Setelah lahan sudah siap masing-masing bedengan di tanami dengan
jarak tanam yang berbeda :
·
Bedengan yang pengolahan
tanahnya sempurna jarak tanam 30 x 10 cm dan 1 biji/lubang,
·
Bedengan tampa olah tanam jarak tanam 15 x 15 cm dan 1
biji/lubang.
Setelah berumur 110 hari kacang tanah sudah siap
dipanen, bedengan yang diolah sempurna ternyata hasilnya tidak baik dimana
polongnya banyak tetapi tidak berisi dan banyak gulma, sedangkan bedengan yang tampa olah
tanah dan jarak tanam yang rapat justru hasilnya baik, polongnya banyak juga
berisi padat serta gulma tidak ada.
Kami masih penasaran, kemudian dilahan yang sama kami tanan lagi kacang
tanah, bedengan yang tadinya tidak olah kami oleh sempurna dan begitu juga
sebaliknya bedengan yang sebelumnya diolah lansung ditanami tampa dolah tanah
(TOT). pada umur 110 hari kacang tanah siap panen. Ternya sama dengan panen
pertama tadi, ternyata dengan melakukan pengolahan tanah yang sempurna pada
kondisi lahan seperti di kelurahan nunukan selatan kabupaten nunukan tidak
cocok untuk kacang tanah.
Pada suatu ketika ada seorang petani melihat kacang
tanah yang kami tanam, lalu bertanya
apakah kacang tanah bapak berisi?. Jawab kami ia pak, isinya lumanyan, kemudian
petani itu bertanya lagi gimana teknik budidaya, soalnya saya pernah menanam
kacang tanah ± 1 Ha satu bijipun tidak ada isinya. Kemudian kami menceritakan
pengalaman yang kami dapat dari percoban selama dua priode tadi, dia tertarik
untuk mencoba dillahannya yang letaknya ± 200 meter dari tempat tinggal kami.
Dengan menerapkan teknologi tampa olah tanah dan tanah dengan jarak 15 x 15 cm memberikan
hasil yang memuaskan.
Jadi kami mengambil kesimpulan bahwa untuk budidaya
kacang tanah untuk jenis tanah yang lapisan atasnya 5-10 cm teknolongi yang coccok diterapkan
adalah tampa
olah tanah (TOT) dan jarak tanam yang rapat.
Terimah kasih
semoga pegalaman kami ini bisa bermaamfat Akhirul kalam Assalamu Alikum
Warahmatullahi Wabarakatu. (By Saharuddin PPL Sebatik Barat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar