Sabtu, 03 November 2012

BUDIDAYA KACANG TANAH DILAHAN KERING-PPL SEBATIK BARAT (BKP3D NUNUKAN)


BUDIDAYA KACANG TANAH DILAHAN KERING

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak. Pertumbuhan tanaman kacang tanah dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran dan tekstur tanah. Tanaman kacang tanah membutuhkan suhu udara 23 – 26,5 0C, ketinggian tempat 0 –500 m dpl, curah hujan 800 – 1.300 mm/tahun, kelembaban udara 65 – 75 % dan tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu (tanah andosol, regosol dan latosol) dengan pH 6 – 7.
Namu tidak semua daerah cocok untuk budidaya kacang tanah, seperti kelurahan nunukan selatan kabupaten nunukan, dimana tekstur tanah dan lapisan atas tanahhya tipis berkisar 5-10 cm, sehinnga perlu perlakuan yang berbeda. kami selaku penyuluh pertanian lapangan yang pada saat itu masih berstatus honorer tidak tinggal diam, berbagai percobaan yang kami lakukakan terutama pada tanaman kacang tanah, dengan percobaan ini kami telah menemukan  jawaban yang selama ini menjadi permasalahan  petani khusnya petani kacang tanah.
Awalnya kami mencoba menanam kacang tanah disamping rumah yang kebetulan ada tanah pemda yang masih kosong, percobaan kami terdiri dari 2 bedengan yang kami olah dengan pengolahan tanah sempurna dan membuat bedengan, serta 2 bedengan tampa olah tanah (TOT).
Setelah lahan sudah siap masing-masing bedengan di tanami dengan jarak tanam yang berbeda :
·         Bedengan yang pengolahan tanahnya sempurna jarak tanam 30 x 10 cm dan 1 biji/lubang,
·         Bedengan tampa olah tanam jarak tanam 15 x 15 cm dan 1 biji/lubang.
Setelah berumur 110 hari kacang tanah sudah siap dipanen, bedengan yang diolah sempurna ternyata hasilnya tidak baik dimana polongnya banyak tetapi tidak berisi dan banyak gulma, sedangkan bedengan yang tampa olah tanah dan jarak tanam yang rapat justru hasilnya baik, polongnya banyak juga berisi padat serta gulma tidak ada.
Kami masih penasaran, kemudian dilahan yang sama kami tanan lagi kacang tanah, bedengan yang tadinya tidak olah kami oleh sempurna dan begitu juga sebaliknya bedengan yang sebelumnya diolah lansung ditanami tampa dolah tanah (TOT). pada umur 110 hari kacang tanah siap panen. Ternya sama dengan panen pertama tadi, ternyata dengan melakukan pengolahan tanah yang sempurna pada kondisi lahan seperti di kelurahan nunukan selatan kabupaten nunukan tidak cocok untuk kacang tanah.
Pada suatu ketika ada seorang petani melihat kacang tanah yang kami tanam,  lalu bertanya apakah kacang tanah bapak berisi?. Jawab kami ia pak, isinya lumanyan, kemudian petani itu bertanya lagi gimana teknik budidaya, soalnya saya pernah menanam kacang tanah ± 1 Ha satu bijipun tidak ada isinya. Kemudian kami menceritakan pengalaman yang kami dapat dari percoban selama dua priode tadi, dia tertarik untuk mencoba dillahannya yang letaknya ± 200 meter dari tempat tinggal kami. Dengan menerapkan teknologi tampa olah tanah dan tanah dengan jarak 15 x 15 cm memberikan hasil yang memuaskan.
Jadi kami mengambil kesimpulan bahwa untuk budidaya kacang tanah untuk jenis tanah yang lapisan atasnya  5-10 cm teknolongi yang coccok diterapkan adalah tampa olah tanah (TOT) dan jarak tanam yang rapat.
Terimah kasih semoga pegalaman kami ini bisa bermaamfat Akhirul kalam Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatu. (By Saharuddin PPL Sebatik Barat)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar